Kuala Simpang (ANTARA) - Paduka Yang Mulia (PYM) Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haytar berkunjung ke Aceh Tamiang dalam rangka meninjau sejumlah desa yang paling parah terdampak banjir dan sekaligus menyalurkan bantuan sandang pangan kepada warga.
Malik Mahmud juga meninjau dampak erosi tebing sungai telah menggerus kawasan permukiman penduduk.
“Kondisi ini segera laporkan ke provinsi atau Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh untuk segera ditangani agar erosi tidak semakin meluas,” kata Tgk Malik Mahmud Haytar di Aceh Tamiang, Sabtu.
Baca juga: Kerugian dampak banjir Aceh Tamiang capai Rp200 miliar
Pernyataan itu disampaikan Wali Nanggroe Malik Mahmud ketika menyerahkan bantuan sembako di Desa Suka Jadi, Kecamatan Karang Baru yang merupakan desa terparah terdampak banjir karena berada langsung di pinggir sungai.
Tgk Malik Mahmud juga melihat sebuah bangunan masjid di tepi sungai hampir hanyut terbawa arus saat banjir. Pasalnya jarak masjid milik desa dengan titik erosi sungai hanya tinggal beberapa meter saja. Kemudian Wali Nanggroe berbincang serius dengan Bupati Aceh Tamiang Mursil terkait solusi untuk mencegah dampak erosi tersebut.
Menurut Malik Mahmud Al Haytar selain cuaca dan lingkungan, masalah banjir juga dipicu kondisi sungai yang dangkal. Pengendapan material tanah atau sedimentasi ini membuat sungai mudah meluap.
Baca juga: Petani Aceh Tamiang panen bawang merah sisa banjir
“Pendangkalan ini tidak hanya terjadi di Aceh Tamiang, tapi seluruh wilayah sungai (WS) Aceh. Salah satu solusinya tidak ada cara lain melakukan normalisasi sungai dari hulu hingga hilir (muara),” ujar Wali Nanggroe Malik Mahmud.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Suka Jadi Yulizar mengatakan arus kencang sungai saat banjir telah mengikis kawasan permukiman sekitar 10 meter. Dampak erosi disepanjang sungai itu sudah mengancam keberadaan rumah ibadah yang posisinya kini rawan amblas.
“Iya ini masjid yang pertama bakal kena dampak erosi. Semenjak banjir kemarin inilah, saya rasa 10 meter tidak kemana sudah termakan erosi. Sebelumnya ada juga erosi tapi tidak seperti ini perahnya,” ucap Yulizar.
Baca juga: Momen HGN diharap mampu bangkitkan semangat guru korban banjir Aceh Tamiang
Bupati Aceh Tamiang Mursil mengatakan akan segera membuat surat usulan ke pemprov Aceh untuk membantu rehabilitasi dan rekonstruksi pascabanjir termasuk dampak erosi dan kerusakan sungai Aceh Tamiang.
“Kita akan membuat usulan melalui surat resmi dengan tembusan disampaikan ke Wali Nanggroe untuk bisa di follow up/tindaklanjuti di tingkat provinsi nantinya,” sebut Mursil.
Bupati Mursil secara khusus menyampaikan apresiasinya kepada Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haytar yang datang tidak hanya meninjau tapi membawa bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Aceh Tamiang yang sangat membutuhkan.
Bahkan kata Mursil, Wali Nanggroe bersedia melawat ke dua kampung tepi sungai yang terparah dilanda banjir yaitu, Desa Suka Jadi, Kecamatan Karang Baru dan Desa Kota Lintang, Kecamatan Kota Kuala Simpang.
“Bantuan yang dibawa oleh Wali Nanggroe akan dibangikan langsung kepada warga tidak disimpan di gudang bupper stok milik Dinsos kita. Malam ini rencananya Pak Malik Mahmud akan nginap di Aceh Tamiang menghadiri acara pertunjukan seni, adat dan budaya Melayu Serumpun Tamiang,” ujar Mursil.
Dari pantauan di lapangan Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud yang mengenakan kemeja abu-abu dan celana hitam pertama kali meninjau Desa Kota Lintang sembari menyalurkan bantuan logistik. Di desa kawasan perkotaan ini terdapat 818 KK warganya terdampak banjir.
Sementara di Desa Suka Jadi, Karang Baru yang berpenduduk 160 KK atau sekitar 350 jiwa 90 persen warganya mengungsi akibat banjir.