Meulaboh (ANTARA) - Produksi minyak Atsiri (minyak nilam aceh) di produksi petani di Kabupaten Aceh Barat mengalami peningkatan mencapai dua ton per bulan seiring meningkatnya permintaan dari luar negeri.
“Meningkatnya harga jual minyak Atsiri di Aceh Barat ini dipicu naiknya harga jual minyak mencapai Rp550 ribu per kilogram,” kata Armansyah Putra seorang agen pengepul minyak minyak nilam aceh di Meulaboh, Minggu.
Ia menjelaskan, pada akhir tahun 2022 harga jual minyak nilam aceh tersebut bertahan di angka Rp500 ribu per kilogram sehingga petani enggan untuk melakukan produksi minyak, dengan melakukan penyulingan.
Baca juga: Perusahaan binaan BRIN di Aceh kembangkan tiga produk baru dari nilam, patut didukung
Rendahnya permintaan pada tahun lalu juga berimbas pada produksi minyak yang dilakukan petani dan paling banyak produksi minyak hanya mencapai 500 kilogram per bulan.
Menurutnya, naiknya harga jual minyak Atsiri di picu oleh meningkatnya permintaan dari luar negeri khususnya dari sejumlah negara di Benua Eropa, yang berminat membeli minyak Atsiri dari Aceh.
Akibat tingginya permintaan ekspor tersebut, kata dia, juga mengakibatkan harga jual minyak tersebut turut mengalami kenaikan dari biasanya.
Armansyah Putra juga mengatakan minyak Atsiri Aceh selama ini turut digunakan untuk berbagai kebutuhan produksi alat kosmetik seperti minyak wangi, serta berbagai kebutuhan kosmetik lainnya di Benua Eropa.
Pihaknya berharap dengan membaiknya perekonomian dunia saat ini dari pandemi COVID-19, diharapkan permintaan minyak Atsiri dari Aceh akan semakin meningkat, karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya petani nilam di Aceh, tuturnya.
Baca juga: Perusahaan kosmetik binaan BRIN kembangkan produk baru nilam
Produksi minyak Atsiri di Aceh Barat meningkat dua ton per bulan
Minggu, 29 Januari 2023 19:55 WIB