Banda Aceh (ANTARA) - Debit air di wilayah kolam Mata Ie Aceh Besar dalam beberapa hari terakhir mulai menurun dan berpotensi mengalami kekeringan, karena curah hujan yang mulai berkurang di daerah tersebut.
"Keringnya sumber air Mata Ie kerap terjadi pada masa musim kemarau. Begitu juga yang terjadi beberapa hari belakangan, curah hujan yang mulai berkurang mempengaruhi jumlah debit air," kata Koordinator Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Aceh, Muhajir, di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan, berdasarkan analisis curah hujan di lima pos hujan Kabupaten Aceh Besar, yakni Stageof Mata Ie, Darul Imarah, Lhoknga, Lhoong dan Peukan Bada, curah hujan mulai menurun sejak awal Februari tepatnya dasarian I Februari (tanggal 1-10).
Baca juga: BMKG sebut tiga wilayah di Aceh mulai memasuki musim kemarau
"Jumlah curah hujan dasarian hanya berkisar 2 hingga 9.5 mm/dasarian artinya selama 10 hari curah hujan yang turun hanya berkisar 2 hingga 9.5 mm," ujarnya.
Selain itu, penurunan debit air di Mata Ie Aceh Besar yang juga merupakan tempat objek wisata pemandian disebabkan suhu udara yang cukup panas pada musim kemarau, dan menguapkan air secara masif sehingga mengurangi ketersediaan air di dalam tanah serta badan air.
Kata Muhajir, berdasarkan analisis musim wilayah sumber air Mata Ie Aceh Besar masuk pada wilayah zona musim (ZOM) Aceh 4 dan telah memasuki musim kemarau pertama pada dasarian 1 Februari dan masih akan berlangsung hingga Maret.
Baca juga: Kemarau sebabkan objek wisata pemandian Mata Ie kering
"Diperkirakan akan masuk musim kemarau kedua pada Mei 2023 mendatang," katanya.
Dirinya menambahkan, wilayah ZOM Aceh 4 tersebut memiliki dua periode musim kemarau dan dua periode musim hujan (Tipe ZOM Ekuatorial 4).
"Meskipun begitu, pada saat suhu atmosfer menurun akan terjadi hujan yang intens, curah hujan yang terjadi hanya dalam waktu singkat sehingga tidak akan meningkatkan debit air di Mata Ie," demikian Muhajir.
Baca juga: Pakar: Perbanyak bangunan penampung air jelang puncak kemarau