Banda Aceh (ANTARA) - Pejabat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Aceh menyatakan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) menjadi alat keseimbangan fundamental perekonomian negara.
"APBN merupakan pedoman dalam pengelolaan keuangan negara, baik pendapatan maupun belanja. Karena itu, APBN menjadi alat keseimbangan fundamental perekonomian negara," kata Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah DJBC Aceh Ari Subagyo di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan Ari Subagyo pada sosialisasi APBN kepada pelajar SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh. Sosialisasi bertujuan mengenalkan APBN kepada generasi muda yang duduk di bangku sekolah.
Baca juga: DJBC: Aceh miliki potensi tembakau menjanjikan
Ari Subagyo mengatakan APBN memuat data terperinci terkait penerimaan dan pendapatan negara dalam satu tahun anggaran. APBN menjadi pedoman bagi penyelenggara negara dalam mengelola keuangan.
"APBN disahkan berdasarkan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR. APBN memuat penerimaan negara, belanja negara, dan pembiayaan negara setiap satu tahun anggaran," kata Ari Subagyo.
Selain APBN, Ari Subagyo juga menyosialisasikan bea cukai. Bea cukai merupakan satu dari sekian banyak instrumen negara yang bertanggung jawab mengumpulkan penerimaan negara. Penerimaan tersebut di antaranya dari bea masuk atau impor, bea keluar atau ekspor, cukai, serta lainnya.
Penerimaan negara yang dikumpulkan DJBC pada tahun anggaran 2022 mencapai Rp667,6 triliun. Penerimaan tersebut berasal dari bea masuk Rp51,1 trilun, bea keluar Rp39,8 triliun, dan cukai Rp226,9 triliun. Serta pajak dalam rangka impor mencapai Rp349,8 triliun.
"Sedangkan di Aceh, penerimaan DJBC belum terlalu banyak karena sebagian besar komoditas dilakukan melalui pelabuhan di luar Aceh. Komoditas ekspor Aceh di antara minyak sawit mentah, perikanan, kopi, dan lainnya," kata Ari Subagyo.
Sementara itu, Kepala SMA Fatih Bilingual School Banda Aceh Sudarman mengapresiasi Kantor Wilayah DJBC Aceh yang menyosialisasikan APBN dan bea cukai kepada peserta didik. Dengan sosialisasi tersebut diharapkan peserta didik memahami keuangan negara serta hal yang terkait dengan bea cukai.
"Selama ini, peserta didik hanya diberikan pengenalan dasar terkait APBN dan bea cukai. Akan tetapi, dalam sosialisasi peserta didik dikenalkan dengan APBN dan keuangan negara beserta bea cukai secara detail. Dan ini tentu menambah pemahaman anak-anak yang merupakan generasi penerus," kata Sudarman.
Baca juga: Realisasi penerimaan bea cukai di Aceh pada awal tahun capai Rp10 miliar
DJBC: APBN jadi alat keseimbangan fundamental perekonomian negara
Rabu, 2 Agustus 2023 17:50 WIB