Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyebutlan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara pada 2024 menjadi momentum akselerasi digitalisasi daerah, baik sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) hingga pemerintahan.
“Penunjukan Aceh sebagai tuan rumah penyelenggara PON 2024 menjadi momentum mengakselerasi geliat ekonomi dan potensi digitalisasi daerah,” kata Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Aceh Prabu Dewanto di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan PON 2024 Aceh-Sumut menjadi peluang besar untuk kampanye pembayaran digital, sehingga harus disambut dengan kolaborasi antar berbagai pihak di Tanah Rencong itu dengan semangat dan optimisme dalam peningkatan dan percepatan digitalisasi daerah.
“Kami mengajak semua pemangku kepentingan dan juga masyarakat untuk meningkatkan pemerataan infrastruktur dan mengkampanyekan penggunaan instrumen digital di tempat-tempat penyelenggaraan PON 2024,” ujarnya.
Upaya itu, seiring dengan program Bank Indonesia yang terus berlanjut pada 2024 dalam hal percepatan digitalisasi daerah melalui kerjasama dengan pemerintah daerah yakni Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di seluruh Aceh.
“Berbagai kegiatan sosialisasi, edukasi, dan capacity building (peningkatan kapasitas) terus didorong,” ujarnya.
Prabu menambahkan hingga Oktober 2023, Bank Indonesia mencatat volume transaksi digital menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Aceh telah mencapai 6,6 juta transaksi. Angka itu melebihi target Bank Indonesia tahun ini sebanyak lima juta transaksi.
Menurutnya, transaksi tersebut merupakan kontribusi dari 128 ribu pedagang (merchant) dengan jumlah 484 ribu pengguna QRIS di Aceh, serta total nominal transaksi tersebut mencapai Rp1 triliun.
Sedangkan pada tahun 2022, pihaknya mencatat sebanyak 2,3 juta transaksi QRIS di Aceh dengan nominal Rp511 miliar.
“(Rp1 triliun) ini angka sangat besar untuk QRIS di Provinsi Aceh,” ujarnya.