Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Legislator Dewan Perwakilan Rakyat Kota Banda Aceh Isnaini Husda mendesak pemerintah kota setempat menata kawasan Simpang Tujuh, Ulee Kareng, karena kondisinya semakin padat kendaraan.
"Masyarakat menyampaikan kepada kami agar kawasan Simpang Tujuh ditata. Kondisinya sekarang semakin padat dan ramai dilalui masyarakat, tidak hanya Banda Aceh, tetapi juga warga Aceh Besar. Karena itu, kami mendesak kawasan ini segera ditata," kata Isnaini Husda di Banda Aceh, Kamis.
Politisi Partai Demokrat itu menyebutkan kawasan Simpang Tujuh sering terjadi kemacetan terutama pada saat jam sibuk. Kondisi ini juga diperparah tidak teraturnya parkir kendaraan.
Selain kemacetan, Isnaini menyebutkan drainase juga menjadi masalah di kawasan Simpang Tujuh. Kondisi drainase yang buruk kerap menimbulkan genangan saat hujan.
"Banyak warga mengeluh drainase atau saluran pembuangan air yang tidak berfungsi di kawasan Simpang Tujuh. Kami berharap penataan Simpang Tujuh bisa dimulai pada tahun anggaran 2018," kata Isnaini Husda.
Untuk penataan kawasan tersebut, kata dia, tahap awal Pemerintah Kota Banda Aceh diminta mengalokasikan anggaran Rp50 miliar guna pembebasan lahan.
Tahap selanjutnya, seperti pembangunan kawasan, Pemerintah Kota Banda Aceh bisa mengusulkan kepada pemerintah pusat maupun provinsi, kata Isnaini Husda menyebutkan.
"Anggaran pembangunannya diupayakan bersumber dari APBN atau APBA. Kalau pun tidak bisa juga, bisa diusahakan dari dana CSR perusahaan-perusahaan yang ada di Banda Aceh," ujar dia.
Senada juga disampaikan Mahdi, anggota DPRK Banda Aceh.
Ia menyebutkan persoalan di kawasan Simpang Tujuh adalah penataan pasar dan pengaturan lalu lintas.
"Kawasan Simpang Tujuh ini sentral, tidak hanya warga Banda Aceh, tetapi juga sebagian Aceh Besar. Ini penting untuk memberikan kenyamanan bagi warga," ujarnya.
Mahdi berharap penataan kawasan Simpang Tujuh segera dilakukan, Jika tidak, maka ke depan akan lebih banyak yang dikorbankan, seperti harga tanah yang semakin tinggi.
"Penataan kawasan sejak sekarang sebagai antisipasi lahirnya permasalahan di masa mendatang. Kalau sekarang ditata, tentu belum terlalu banyak yang dikorbankan. Tapi, kalau makin lama, makin banyak yang mesti dikorbankan," kata Mahdi.