Kutacane (ANTARA Aceh) - Seorang bayi di bawah lima tahun ditemukan meninggal dunia akibat banjir bandang melanda enam desa pada dua kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
"Tepat pukul 12.30 WIB siang ini, tim gabungan sudah menemukan korban serorang balita dengan kondisi telah meninggal dunia," terang Koordinator Pos SAR Kutacane, Risky Hidayat di Kutacane, Aceh Tenggara, Rabu.
Balita tersebut, lanjutnya, memiliki identitas dengan nama Terang Sitanggang berusia 1,5 tahun, dan berjenis kelamin perempuan.
Korban adalah anak kandung dari warga bernama Rekardo, 42 tahun, dengan alamat tempat tinggal di Lawe Tua Gabungan, Desa Lawe Tua.
Sebelumnya, sempat diberitakan akibat banjir bandang di Aceh Tenggara tercatat seorang korban jiwa anak-anak berusia delapan tahun, perempuan dan berasal dari Desa Lawe Tua, Kecamatan Lawe Sigala-gala.
"Informasi yang kita dapatkan dari warga semula seperti itu, tetapi ternyata seorang balita. Korban sudah kita serahkan ke pihak keluarga," tuturnya.
Risky memastikan, akibat banjir bandang dari lereng pengunungan setempat karena hujan turun secara terus menerus dan mengakibatkan tingginya debit air dari pengunungan telah memakan korban jiwa dua orang.
Selain balita itu, korban jiwa yang lain yakni boru Panjaitan (68), berjenis kelamin perempuan berasal dari Desa Lawe Sigala Barat, Kecamatan Lawe Sigala-gala.
"Untuk sementara ini, masih dua saja. Belum ada informasi korban lain yang kita terima," tegas dia.
Sipayung (51), warga dipengungsian mengaku, banjir bandang kali ini tergolong paling parah dibandingkan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Akibat kejadian tersebut, kata dia, dinding rumah bagian depan yang terbuat dari batu bata dan kayu jebol diterjang derasnya arus air, serta dinding rumah bagian belakang rusak.
"Genangan air di dalam rumah kami, mencapai selutut orang dewasa," ucapnya.
Jamin (35), warga setempat mengaku, air bah secara tiba-tiba datang meluap dan menggenangi rumah-rumah masyarakat dengan deras, serta menghanyutkan benda-benda seperti kayu dari atas bukit.
"Peristiwanya, begitu cepat terjadi. Akibatnya, sejumlah peralatan rumah tangga dipastikan terendam dan rusak. Bahkan, rumah warga dipenuhi lumpur," ujar Jamin.
Mereka umumnya berharap agar banjir bandang yang sering terjadi setiap tahun, bisa segera dicari solusinya sehingga warga tidak lagi khawatir ketika hujan lebat turun.
Data Badan Pusat Statistik setempat menyebut, wilayah Aceh Tenggara memiliki 16 kecamatan dengan 385 desa. Dari jumlah itu, 282 desa diantaranya berada di lembah dan 103 desa terletak di lereng pengunungan.
Wilayah di Aceh Tenggara ini merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 25 meter hingga 1.000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh Taman Nasional Gunung Leuser dan Bukit Barisan.