Kutacane (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blangbintang menyebut, suhu udara dingin yang melanda sejumlah daerah dalam sepekan terakhir di Aceh, akibat pergeseran udara di Asia yang kini berstatus musim dingin.
"Dari analisis kita, udara dingin saat ini di beberapa daerah Aceh karena pergerakan massa udara dari Asia dan Samudera Pasifik," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Zakaria melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Aceh Tenggara, Minggu.
Sesuai garis angin saat ini, dia mengakui memang terjadi pergerakan massa udara dari kedua wilayah tersebut atau lebih tepat Asia bagian Timur, dan Samudra Pasifik bagian Barat menuju Samudra Hindia dan Benua Australia.
Pengaruh lain dari pergerakan massa udara itu, maka terjadi peningkatan kecepatan angin walau tidak terlalu signifikan, berkisar antara lima hingga 20 kilometer per jam dengan arah dari Timur Laut menuju Barat Laut.
"Dampaknya sangat terasa bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi di Aceh, karena massa udara melintasi provinsi ini," terang dia.
Seperti diketahui, posisi matahari tak selalu berada di garis khatulistiwa, atau terjadi pergerakan semu dengan masing-masing enam bulan berada di Utara dan di Selatan.
Perpindahan posisi matahari ini sebagai generator pembangkit cuaca, sehingga terjadi wilayah tekanan rendah dan tekanan tinggi yang mengakibatkan adanya pergerakan udara.
"Suhu udara dingin di sebagian Aceh ini, kami perkirakan masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan," tutur Zakaria.
Fatimah (45), penduduk di Desa Perapat Sepakat, Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara, mengaku, udara dalam sehari terakhir ini sudah tidak terlalu dingin.
Kabupaten Aceh Tenggara terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut dengan topografi wilayahnya perbukitan dan pegunungan. Sebagian kawasan merupakan daerah suaka alam Taman Nasional Gunung Leuser.
"Memang masih dingin, akan tetapi sudah tidak terlalu. Matahari pun, mulai bersinar dalam dua hari ini," katanya.
BMKG: udara dingin akibat pergeseran udara di Asia
Minggu, 14 Januari 2018 14:35 WIB