Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Komoditas barang tambang batubara mendominasi kinerja ekspor di Aceh melalui pelabuhan di provinsi itu mengalami kenaikan sekitar 94,75 persen menjadi senilai 130,01 juta dolar AS selama 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Senin, menyebut persentase tersebut jika dibanding dengan kinerja ekspor komoditas bahan bakar mineral selama tahun 2017 yang cuma 66,75 juta dolar AS.
"Batubara telah memberi andil 93,52 persen terhadap total ekspor Aceh melalui pelabuhan di provinsi ini, yang tercatat sebesar 139,02 juta dolar AS di 2018," terangnya.
Ia mengatakan komoditas non minyak dan gas bumi (migas) ini dikirim demi memenuhi kontrak kerja sama ketiga negara di Asia, yakni India, Tiongkok dan Thailand.
Batubara yang merupakan salah satu bahan bakar fosil dengan posisi tambang terletak di wilayah pesisir Barat-Selatan, dan diekspor melalui Pelabuhan Meulaboh di Aceh Barat.
Rata-rata barang tambang yang berasal dari Aceh Barat dan sekitarnya ini, memenuhi permintaan ketiga negara importir masih batubara yang belum dilumasi maupun tidak, dan belum diaglomerasi.
"Bahkan angka pertumbuhan 4,61 persen di Aceh tahun 2018 akibat dipengaruhi sisi pengeluaran mengalami pertumbuhan tertinggi, di antaranya ekspor batubara meningkat pesat sekitar 51 persen," katanya.?
Sedangkan komoditi nonmigas yang lain, lanjut dia, seperti bahan kimia anorganik turut memberi sebesar andil 6,16 persen menjadi 8,41 juta dolar AS.
Ia mengatakan terdapat empat komoditas nonmigas terbesar ekspor langsung di Aceh, yakni ikan dan udang, kopi, teh, dan rempah-rempah, bahan nabati untuk anyam-anyaman, dan garam, belerang, dan kapur.
"Tetapi andil terhadap total nilai ekspor dari keempat komoditas ini, cuma nol koma. Tidak sampai satu persen, jika digabungkan semuanya," tutur Wahyudin.
Presiden Joko Widodo tahun lalu pernah mengatakan, ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.
"Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita, `current account` defisit bisa kita selesaikan," kata Jokowi.
Menurut Presiden, dirinya telah memerintahkan menteri di bidang ekonomi untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan selama 1 tahun.
Dengan peningkatan ekspor maka devisa negara akan meningkat dan neraca perdagangan makin stabil, jelas Jokowi.
Ekspor batubara Aceh naik 94,75 persen di 2018
Selasa, 26 Februari 2019 8:16 WIB