Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh menyatakan nilai ekspor barang dari Provinsi Aceh mengalami peningkatan sebesar 5,79 persen pada Januari 2020, komoditas ekspor tertinggi berupa bahan bakar mineral yang mencapai 15,5 juta dolar Amerika Serikat (AS).
“Nilai ekspor barang asal Aceh pada Januari 2020 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Desember 2019, nilai ekspor Aceh sebesar 29,6 juta dolar AS atau meningkat 5,79 persen,” kata Kepala BPS Aceh Ihsanurijal di Banda Aceh, Kamis.
Data BPS Aceh yang dirilis pada Senin (2/3) kemarin, menunjukkan bahwa ekspor komoditas non migas Aceh yang mengalami peningkatan pada Januari itu disebabkan angka ekspor batu bara dalam kelompok bahan bakar mineral tersebut yang mencapai 15,5 juta dolar AS.
Kemudian, tambah dia, diikuti juga nilai ekspor komoditas kopi arabika yang termasuk dalam kelompok komoditas kopi, teh, dan rempah-rempah tersebut mencapai 9,9 juta dolar AS.
“Apabila dibandingkan dengan nilai ekspor pada Januari 2019 menunjukkan peningkatan sebesar 45,64 persen,” katanya.
Dia menyebutkan Aceh masih banyak melakukan ekspor komoditasnya melalui provinsi lain yang mencapai 47,54 persen dari total ekspor komoditasnya pada Januari 29,6 juta dolar AS.
Kata dia, beberapa komoditas dimiliki provinsi paling barat Indonesia itu yang diekspor melalui pelabuhan di provinsi lain, seperti dari Provinsi Sumatera Utara, DKI Jakarta dan Bali.
“Komoditi terbesar yang diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh adalah kopi arabika sebesar 9,9 juta dolar AS. Komoditi itu diekspor melalui bandara Kuala Namu dan pelabuhan Belawan di Sumatera Utara menuju beberapa negara, yang terbesar adalah Belgia dan Amerika Serikat,” katanya.
Selain itu, negara tujuan ekspor terbesar komoditas non migas asal Aceh selama Januari 2020 ditujukan ke India senilai 15,5 juta dolar AS, dengan komoditas utama batubara, serta Amerika Serikat sebesar 5,6 juta dolar AS dengan komoditas utama berupa kopi arabika.