Banda Aceh (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh mendorong peningkatan campuran "crude palm oli" (CPO) ke biodiesel, sehingga bisa menyerap produksi minyak sawit mentah dalam negeri.
"Kami terus mendorong campuran CPO dalam biodiesel terus ditingkatkan hingga 50 persen. Peningkatan ini akan berdampak pada serapan produksi CPO," kata Ketua Kadin Aceh Makmur Budiman di Banda Aceh, Selasa.
Saat ini, kata Makmur Budiman, campuran CPO untuk biodiesel masih berkisar 20 hingga 30 persen. Kadin Aceh mendorong agar campurannya bisa mencapai 50 persen.
Dengan campuran 50 persen tersebut, kata Makmur Budiman, maka bisa menyerap semua CPO produksi dalam negeri, sehingga tidak tergantung dengan pasar luar negeri.
"Jika ini terealisasi, maka pasar CPO Indonesia tidak lagi tergantung dengan pasar luar negeri. Dan ini tentu menguntungkan petani karena harga sawit bisa ditingkatkan," kata Makmur Budiman.
Selain mendorong peningkatan campuran CPO dalam biodiesel, Makmur Budiman juga mengajak kalangan pengusaha di Aceh berinvestasi membangun pabrik pengolahan CPO menjadi minyak goreng serta produk lainnya.
Tujuannya, kata Makmur Budiman, agar Aceh tidak lagi menjual minyak mentah sawit, tetapi dalam bentuk pengolahan, sehingga meningkatkan nilai jualnya.
"Kalau yang dijual CPO ke luar Aceh, kita beli lagi dalam bentuk sabun, minyak goreng, dan lainnya. Dan ini tentu menimbulkan biaya lebih besar, terutama biaya transportasi," kata Makmur Budiman.
Kalau pabrik pengolahannya ada di Aceh, kata Makmur Budiman, biaya transportasi bisa digeser untuk peningkatan harga sawit dan yang diuntungkan adalah petani.
"Biaya transportasi mengangkut CPO ke luar Aceh hampir Rp300 miliar per tahun, jika ada pabrik pengolahan CPO, biaya transportasi CPO bisa digeser untuk petani, sehingga kesejahteraannya bisa meningkatkan," kata Makmur Budiman.