Blangpidie, Aceh Barat Daya (ANTARA) - Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim optimis Rumah Sakit Umum Daerah Tengku Peukan (RSUD-TP) akan menjadi rumah sakit unggul di kawasan pesisir barat selatan, Aceh.
“Saya yakin, RSUD-TP akan menjadi rumah sakit unggul di barat selatan Aceh,”kata Akmal Ibrahim di sela-sela peluncuran alat kesehatan cangih extracorporeal shock wavelithotripsy (ESWL) di Blangpidie, Jumat.
Adapun alkes yang diluncurkan kepala daerah untuk dioperasikan dokter spesialis urologi RSUD Tengku Peukan tersebut berupa mesin pemecah batu ginjal canggih menggunakan teknologi frekuensi elekronik.
Dengan alat itu, pasien tidak harus menjalani operasi bedah. Sebab, batu ginjal ukuran tiga sentimeter sudah dipecahkan dengan alat dengan teknologi tinggi tersebut.
“RSUD Cut Nyak Dhien di Meulaboh boleh punya ESWL, tapi mereka belum punya dokter spesialisnya. RSUD Tengku Peukan Abdya sudah punya alat canggih sekaligus tersedia dokter spesialisnya,” kata Bupati Akmal
Keberadaan dokter spesialis urologi di negeri "Tanoh Breuh Sigupai" itu tidak terlepas dari program Akmal Ibrahim pada periode pertama menjabat Bupati Aceh Barat Daya 2007-2012.
Pada periode itu, Akmal memiliki program agar RSUD Tengku Peukan yang keberadaannya di tengah-tengah delapan kabupaten/kota di pantai barat selatan Aceh tersebut agar menjadi rumah sakit rujukan.
“Periode pertama dulu, awal-awal saya jadi Bupati Abdya memiliki cita-cita besar agar RSUD Tengku Peukan menjadi rumah sakit rujukan di barat selatan, lantaran letaknya sangat strategis,” terangnya
Untuk mendukung cita-cita tersebut, Bupati Akmal saat itu melakukan berbagai upaya agar mimpi besar itu terwujud. Termasuk melakukan konsultasi dengan berbagai ahli kesehatan dan kementerian di Jakarta.
“Pihak Kementerian Kesehatan waktu itu menyarankan agar saya mengambil konsultan terbaik di Solo. Kala itu, RSUD Solo merupakan rumah sakit terbaik di Indonesia. Saya turuti saran itu agar cita-cita terkabulkan,” tuturnya
Setiba di Aceh Barat Daya, konsultan dari Solo tersebut menyarankan kepada Akmal Ibrahim mencetak sumber daya manusia yang handal agar cita-cita mulia tersebut dapat diraih RSUD Tengku Peukan.
“Waktu itu saya tanya bagaimana caranya. Lalu konsultan itu menyarankan pemerintah daerah menyekolahkan para dokter. Jadi, saat itu hampir semua dokter muda saya tawarkan sekolah,” katanya
Meski pun hingga periode kedua kepemimpinan 2019-2024, status rujukan belum dapat disandang. Namun, RSUD Tengku Peukan memiliki sumber daya manusia handal. Buktinya beberapa rumah sakit di barat selatan meminjam dokter spesialis dari Aceh Barat Daya.
“Kita boleh kalah dengan status. Tapi, kita tidak boleh kalah kualitas pelayanan dan sumber daya manusia. Kita punya produk. Cut Nyak Dhien boleh punya ESWL, tapi dokternya pinjam dari RSUD Tengku Peukan,” pungkas Akmal Ibrahim.