Banda Aceh (ANTARA) - Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh mengajak semua pihak untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah daerah sebagai antisipasi dalam mencegah penyebaran COVID-19.
“Pemberlakuan kebijakan berupa diterbitkannya Instruksi Gubernur (INGUB), terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), berbasis mikro, merupakan langkah penting guna pencegahan penyebarluasan COVID-19,” kata Ketua JMSI Aceh, Hendro Saky di Banda Aceh, Sabtu.
Hendro menjelaskan INGUB yanga ditandatangani Gubernur Aceh, Nova Iriansyah tersebut, sejalan dengan instruksi Mendagri.
“Poin paling penting dari aturan tersebut, adalah disiplin dan keikutsertaan semua pihak untuk taat pada aturan,” kata Hendro Saky.
Menurut dia kebijakan pembatasan jam tutup warung kopi, penutupan sejumlah fasilitas wisata, dan pemberlakuan belajar daring di bangku sekolah, semata-mata bentuk dan ikhtiar pemerintah daerah mencegah COVID-19, dan meminimalkan masyarakat terinfeksi virus mematikan itu.
Hendro Saky mengatakan saat ini, terjadi lonjakan kematian akibat COVID-19 di provinsi Aceh.
JMSI Aceh memandang bahwa, keikutsertaan semua elemen masyarakat adalah kunci penting berhasil atau tidaknya berbagai kebijakan yang di tempuh pemerintah daerah saat ini.
Hendro Saky juga mengajak elemen media, untuk tidak bosan, dan berhenti memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan disiplin menggunakan masker, tidak menciptakan kerumunan dan senantiasa mencuci tangan.
Ia mengatakan Peran media sangat penting dalam memberikan pendidikan tentang COVID-19 ini, sebab, pers memiliki instrumen untuk memberikan informasi yang aktual, agar masyarakat patuh pada protokol kesehatan.
JMSI Aceh juga meminta kepada Pemerintah kabupaten dan kota di provinsi ujung paling barat Indonesia itu, untuk selalu melibatkan media massa dalam pencegahan dan penanganan COVID-19 di wilayah masing-masing.
Sektretaris JMSI Aceh, Akhiruddin Mahjuddin, meminta kepada pemerintah, untuk aktif melakukan tracing, terhadap warga di setiap gampong.
Proses tracing itu untuk memudahkan penanganan terhadap setiap potensi penularan.