Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh menyatakan tren kasus COVID-19 memang telah menunjukkan penurunan, namun warga setempat masih perlu waspada potensi kembali terjadi lonjakan kasus mengingat penularan virus mematikan itu masih terus terjadi di tengah masyarakat.
"Kita melihat saat ini memang tren kasus COVID-19 sudah turun di Aceh, pasien infeksi yang dirawat juga tidak banyak lagi, tapi perlu waspada juga potensi kembali terjadi lonjakan," kata Wakil Ketua DPR Aceh Safaruddin di Banda Aceh, Senin.
Hingga Senin (25/10), data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Aceh menunjukkan kasus COVID-19 secara akumulatif telah mencapai 38.292 orang, dengan rincian 36.045 orang telah sembuh, 2.045 orang telah meninggal dunia dan tersisa 202 orang masih dalam perawatan atau isolasi mandiri.
Safaruddin menilai masyarakat daerah Tanah Rencong itu patut bersyukur dengan kondisi sekarang ini. Tren penurunan menunjukkan bahwa upaya penanggulangan pandemi di bumi Serambi Mekkah itu telah berjalan baik.
Akan tetapi, menurut dia, banyak negara di Eropa maupun Asia yang mengalami hal yang sama, yakni tren kasus turun drastis, namun kembali terjadi lonjakan kasus terutama COVID-19 varian Delta, seperti China, Rusia, Inggris, dan beberapa negara lain.
"Kita harus belajar dari negara ini, negara-negara yang dianggap lebih siap, mampu menangani COVID-19, tapi saat ini mereka sedang menghadapi lonjakan kasus varian Delta," kata Politisi Partai Gerindra itu.
Apalagi, lanjut dia, cakupan vaksinasi COVID-19 di Tanah Rencong itu juga masih rendah. Dari target vaksinasi 4 juta jiwa penduduk Aceh, baru terealisasi sekitar 1,1 juta jiwa untuk dosis pertama, sedangkan warga yang telah melengkapi penyuntikan dengan dosis kedua baru 613.057 orang.
"Ini menjadi perhatian dan ikhtiar kita bersama untuk meningkatkan cakupan vaksinasi agar cepat terbentuk herd immunity dari COVID-19 di tengah masyarakat, sehingga cepat pula kita kembali dalam keadaan normal," katanya.
Libur natal dan tahun baru (nataru) kedepan diprediksikan menjadi potensi lonjakan kasus COVID-19. Oleh karenanya, Safaruddin mengajak masyarakat untuk menjaga tren kasus COVID-19 tetap stabil dengan protokol kesehatan.
"Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas itu sudah menjadi makanan kita sehari-hari di tengah pandemi ini. Kita terus berikhtiar salah satunya melalui vaksinasi dan protokol kesehatan," katanya.