Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh mencatat capaian investasi di provinsi setempat sepanjang tahun 2021 mencapai 201 persen yakni dari Rp5,4 triliun terealisasi tahun itu sebesar Rp10,8 triliun.
“Alhamdulillah capaian secara nasional melebihi dari target yang diberikan BKPM tahun 2021 dan capaian ini juga melebihi dari target yang ditetapkan dalam RPJMA 2027-2022 sebesar Rp6,6 triliun atau lebih 163 persen,” kata Kepala DPMPTSP Aceh, Marthunis di Banda Aceh, Selasa.
Ia menjelaskan capaian investasi Aceh sepanjang tahun 2021 itu didominasi oleh PMDN 72 persen atau senilai Rp7,9 triliun dan PMA 27 persen atau senilai Rp2,9 triliun.
“Secara keseluruhan kinerja investasi Aceh pada tahun 2021 mengalami perbaikan yang cukup positif dibanding tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menunjukkan bahwa iklim investasi di Aceh sudah semakin kondusif dan membaik,” katanya.
Menurut dia suksesnya capaian realisasi investasi pada tahun 2021 ini juga tidak terlepas dari upaya bersama dengan tim DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam mengawal proses realisasi investasi di Aceh.
“Sejak awal tahun 2021 Pemerintah Pusat melalui kementerian Investasi/BKPM juga telah memberikan dukungan dana fasilitasi penanaman modal yang dialokasikan secara khusus untuk memperkuat peranan pengendalian pelaksanaan penanaman modal sesuai kewenangan daerah masing-masing,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ada pun lima besar realisasi investasi PMDN berdasarkan sektor usaha disumbangkan oleh Konstruksi sebesar Rp 464,9 milyar atau 53,32 persen, Hotel dan Restoran Rp 94,5 milyar atau 10,84 persen, Industri Makanan Rp65,5 milyar atau 7,51 persen, kemudian sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan Rp63,7 milyar atau 7,31 persen dan Listrik, Gas dan Air Rp58,8 Milyar atau 6,75 persen.
Kemudian Lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha masih diungguli oleh sektor Listrik, Gas dan Air yang menyumbang sebesar US$. 96.352.951 atau 89,70 persen selanjutnya dari sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi US$. 8.432.055 atau 7,85% persen, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Perikanan US$. 918.094 atau 0,85 persen dan Industri Mineral Non Logam US$.753.957 atau 0,70 persen, sektor Industri Kimia dan Farmasi US$.426.027 atau 0,40 persen.
“Kami mengundang para investor baik dari lokal maupun dari luar Aceh untuk berinvestasi di Aceh,” demikian Marthunis.