Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Safaruddin menjadi pembaca ayat suci Al Quran saat pembukaan Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) Aceh tahun 2022.
Penampilan wakil rakyat itu langsung menyedot perhatian tamu undangan.
Kegiatan yang digagas Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Aceh itu dibuka oleh Kepala Dinas Syariat Islam Aceh EMK Alidar di Asrama Haji Banda Aceh, Selasa (8/11) malam.
Ketua Umum BKPRMI Aceh Mulia Rahman sampai memuji tilawah Safaruddin yang juga menjabat sebagai penasihat DPW BKPRMI Aceh itu.
“Ibu-ibu bangga tidak ketika melihat Wakil Ketua DPRA ngaji di atas podium?,” tanya Ustazd Mulia kepada orang tua peserta FASI dan tamu undangan.
“Bu, Wakil Ketua DPRA ini lahir dari masjid, dari Taman Pendidikan Al Quran. Pak Safaruddin ini saya yang uji baca Al Quran (saat masuk pengurus BKPRMI). Beliau sangat luar biasa, hari ini menjadi Wakil Ketua DPRA di usia yang sangat muda,” ujarnya melanjutkan.
Berkaca dari keberhasilan Safaruddin, Ustazd Mulia berpesan kepada orang tua peserta FASI secara khusus dan masyarakat Aceh pada umumnya agar bagaimana mencetak generasi Aceh menjadi pemimpin yang lahir dari basis masjid.
“Karena merekalah yang menyelamatkan Aceh di masa yang akan datang. Ini yang harus kita lakukan. Ini bukan kampanye politik karena pemilu 2024 sudah dekat. Tapi bagaimana kita cetak pemimpin yang lahir dari basis masjid,” katanya.
Sementara, Wakil Ketua DPR Aceh, Safaruddin merasa tersanjung bisa melantunkan ayat-ayat suci Al Quran pada pembukaan FASI Aceh 2022.
Ia mengaku terakhir kali menjadi pembaca tilawah saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU) pada usia 19 tahun.
“Pada kesempatan ini, saya memberanikan diri. Pengalaman saya sebagai seorang tilawah saat membuka acara, itu terakhir di usia 19 tahun. Waktu saya masih menjadi mahasiswa S1 di USU dan saya memang juara MTQ di USU saat itu,” ujarnya.
Safaruddin mengaku dirinya menjadi seperti saat ini karena pernah dibina dan dibesarkan oleh lingkungan masjid.
“Saya juga pernah mengajar di salah satu Taman Pendidikan Al Quran (TPA) saat kecil. Dulu saya dikenal dengan ‘Ustazd Kecil’,” ujarnya, mengenang.
“Sekarang saya tidak berani disebutkan sebagi ustazd, karena orang politik dekat-dekat dengan kemudharatan duniawi, dan saya tidak memberanikan diri menjadi ustazd hari ini,” kata putra Aceh Barat Daya (Abdya) itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Syariat Islam Aceh EMK Alidar dalam sambutan tertulis Pj Gubernur Aceh mengatakan pemerintah bertanggung jawab dalam mendorong dan membina anak Aceh untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama, apalagi Aceh sejak 20 tahun yang lalu menerapkan syariat Islam.
Tapi tanggung jawab ini, tentu tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orang tua sebagai guru pertama bagi anak-anak, bahkan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.
“Oleh karena itu, Pemerintah Aceh memberikan dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan FASI tingkat Provinsi Aceh ini,” katanya.
FASI, kata dia, bukan hanya semata-mata festival untuk mencari juara dan menjadi kebanggaan. Akan tetapi menjadi sarana membentuk watak dan karakter generasi qurani sebagai modal utama membangun Aceh di masa akan mendatang.
Ia mendorong agar kegiatan ini berupaya memaksimalkan pengajian anak-anak baik pada level TKA, TPA maupun TQA, terutama di masjid-masjid, mushalla dan meunasah di gampong-gampong di seluruh Aceh.
“Semua itu sebagai upaya untuk menghidupkan syiar Islam yang menjadi salah satu dimensi terpenting dalam pelaksanaan syariat Islam di Aceh,” kata Alidar.
Wakil Ketua DPRA Safaruddin jadi pembaca Al Quran saat pembukaan FASI
Rabu, 9 November 2022 20:49 WIB