Meulaboh (ANTARA Aceh) - Koalisi Barisan Guru Bersatu (KoBar-GB) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengharapkan adanya pemerataan kesejahtreraan guru di desa-desa terpencil yang selama ini telah bekerja iklas membangun dunia pendidikan.
Ketua KoBar-GB Aceh Barat Ferizal Umar di Meulaboh, Jumat mengatakan, peningkatan kesejahteraan guru masih sangat membutuhkan perhatian untuk mengangkat harkat martabat tenaga pendidik membangun regional dan nasional
"Bukan hanya materil, tapi sekolah juga, banyak sekolah kurang fasilitas, tidak ada lampu, tidak ada lab, tidak ada pustaka, sekolah rentan banjir, guru dituntut harus lebih, sementara perhatian pemerintah sangat kurang," katanya.
Hal itu disampaikan mengomentari Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap tanggal 25 November secara nasional, KoBar-GB menilai perhatian pengambil kebijakan untuk tenaga pendidik desa terpencil di daerah itu masih belum merata.
Sebab kata dia, untuk mendapatkan pemasukan tambahan melalui gaji sertifikasi guru, itupun harus menunggu waktu cukup panjang, butuh seleksi dan kematangan seorang tenaga pengajar untuk mendapatkan pengakuan pemerintah.
Padahal kata Ferizal, peran guru di desa terpencil dengan guru di kota-kota tidak jauh berbeda, malahan cenderung lebih keras kerja mereka yang di pedalaman, dengan berbagai rintangan, tantangan serta semua keterbatasan masyarakat menilai akan pentingnya pendidikan.
"Untuk mendapat gaji sertifikasi tidak mudah, apalagi bagi guru-guru yang selama ini bertugas di sekolah terpencil. Harusnya dibuat pemerataan, jangan mengukur semua itu dengan sesuatu yang mungkin bisa diperoleh oleh sekolah-sekolah yang serba keterbatasan," sebutnya.
Meski demikian Ferizal menyatakan, pembangunan pendidikan di daerah itu saat ini sedang berada di posisi mulai membaik, apalagi telah ada suatu kebijakan pemerataan guru melalui pengambilan alih guru-guru SMA ke Provinsi Aceh.
Langkah Pemerintah Provinsi Aceh yang mengambil alih semua guru SMA ke daerah tingkat satu menurut dia merupakan satu alternatif agar adanya satu pemerataan dan selektif penempatan tenaga pengajar dan pengangkatan kepala sekolah.
Ferizal menyampaikan, gaji dan tunjangan yang diterima guru di daerah saat ini belum seimbang dengan peran mereka, apalagi ditenggah gejolak kenaikan semua harga bahan, sandang, pangan dan kebutuhan pemenuhan hidup keluarga.
Dirinya juga berpesan kepada ribuan guru yang tergabung dalam KoBar-GB untuk terus bersemangat, tunjukan dedikasi terbaik untuk membangun bangsa Indonesia, sebab majunya sebuah daerah tidak terlepas dari peran guru itu sendiri.
"Kami mengajak, mari para guru kita terus mengabdi untuk bangsa, jangan menyerah. Gaji terendah guru saat ini sekitar Rp2,5 juta dan tertinggi Rp5 jutaan, belum lagi dengan kehidupan guru yang terikat kredit, saya rasa masih sangat jauh," sebutnya.