Kutacane (Antaranews Aceh) - Sejumlah kelompok tani mengaku petani yang dulunya menanam kakao, kini beralih ke tanaman jagung akibat produksi kian merosot di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh.
"Di desa kami, petani coklat (kakao) mulai mengembangkan komoditi jagung di lahannya dalam beberapa bulan terakhir," terang Ketua Kelompok Tani Desa Perapat Sepakat, Suhardi (51) di Kutacane, Kamis.
Petani di Kecamatan Babussalam, Aceh Tenggara ini, lanjut dia, melakukan uji coba tanaman karena produksi kakao yang ditanam selama ini terus merosot sehingga kurang menghasilkan dan tidak menguntungkan.
Menurut dia, terlalu banyak permasalahan untuk tanaman kakao di wilayah Aceh bagian Tengah yang memiliki ketinggian antara 500 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut tersebut.
Baca juga: BNN tanam jagung pengganti ganja di Aceh
Mulai dari tanaman kakao sendiri seperti banyak penyakit yang timbul, kemudian banyak hama, dan lantas berpengaruh terhadap perawatan serta produkstivitas jenis tanaman ini.
"Sudah kami coba perbaiki kakao, justeru biayanya jauh lebih besar dan tak sebanding dengan harga jual di tingkat petani. Seperti saat ini di kisaran Rp20 ribu per kilogram, sementara produksi terus merosot," tuturnya.
Ketua Kelompok Tani Desa Lawe Dua, Bukit Tusam, Abdurahman Maha (53), mengatakan, lahan pertanian diwilayahnya, kini mayoritas ditanami tanaman pangan jenis jagung.
Ia mengaku, memang siklus tanaman kakao di daerah tersebut bisa menghasilkan selama 20 tahun untuk sekali tanam, tetapi buahnya terus mengalami penurunan.
Baca juga: Petani Abdya tanam jagung di lahan pegunungan
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Aceh Tenggara menyebut, saat ini produksi kakao yang dihasilkan oleh petani setempat masih tergolong rendah, dan belum mencapai satu ton per hektar per tahun.
"Kalau harga jagung pipilan, kini sekitar Rp3.200 per kilogram diambil tengkulak (pedangang pengumpul). Sementara coklat hanya Rp20 ribu per kilogram, bahkan tidak sampai," katanya.
"Meski harganya jagung pipilan, kini relatif murah. Tetapi petani masih dapat untung walau sedikit dan bisa menyambung ekonomi keluarga," ungkap Abdurahman.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Ramli Desky mengatakan, tanaman kakao di wilayah setempat semakin hari tambah berkurang, mulai dari populasi tanaman sampai hasilnya.
"Tanaman kakao, banyak kendala saat ini. Seperti penyakit, dan hama tanaman. Maka dari itu, tidak bosan kita terus beri tahu cara merawat dan memelihara melalui penyuluh lapangan," tutur Ramli.