Jantho (Antaranews Aceh) - Harga garam tradisional di Pasar Lambaro,Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh sejak Kamis dini hari berangsur turun dari Rp12.000/Kg menjadi Rp9.000/Kg.
Pantauan di Pasar Induk Lambaro, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis, sejumlah pedagang pengecer menjual garam tradisional dari, Rp 9.000 hingga Rp10.000/ Kg.
"Sudah turun harga garam, tiga hari yang lalu garam sempat langka di pasar dan harganya sampai Rp 12.000/ Kg, sekarang sudah turun menjadi Rp9.000/ Kg," kata salah seorang pedagang enceren Midi di Pasar Lambaro, Kamis pagi.
Lebih lanjut katanya, sebagian kecil pedagang enceran masih menjual garam tradisional dengan harga Rp10.000/ Kg karena garam tersebut dibeli saat barang langka.
"Itu pedagang yang menjual dengan harga Rp10.000/Kg modal lama mahal dan sekarang barangnya sudah normal, harganya pun berangsur stanbil," akunya.
Salah seorang pedagang glosir Azhari Yusuf mengakui, garam tradisional tersebut dominan digunakan ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dalam skala kecil digunakan oleh nelayan.
"Kalau garam tradisional itu banyaknya untuk kebutuhan rumah tangga dan kalau nelayan banyak menggunakan garamn yudium, dan sedikit nelayan menggunakan garam tradisional," ujar pedagang glosir tersebut.
"Sekarang pasokan garam dari perani lokal sudah normal dan saya menjual ke pengecer dengan harga Rp7.500/ Kg," sebut dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat, dalam dua bulan terakhir di tahun 2018 Provinsi Aceh telah melakukan impor garam senilai 215.898 dolar AS atau mengalami peningkatan 38,92 persen.
"Dua bulan saja, impor garam kita (Aceh) mengalami meningkat sekitar 38,92 persen," terang Kepala Badan Pusat Statistik Aceh, Wahyudin di Banda Aceh pada hari yang sama.
Ia merinci, angka peningkatan impor kelompok komoditi garam, belerang, dan kapur tersebut, bila dibanding dengan periode yang sama di tahun 2017 tercatat cuma bernilai 155.400 dolar AS.
Provinsi paling ujung Utara di Sumatera ini belum sanggup dalam memenuhi kebutuhan garam untuk kebutuhan rumah tangga, kalah bersaing dengan garam impor bagi dunia industri.
Seperti tahun lalu, dia mencontohkan, tercatat impor kelompok komoditas garam, belerang, dan kapur mencapai 1,5 juta dolar AS atau lebih tepatnya senilai 1.492.082 dolar AS.
Angka impor garam yang memiliki rasa asin di tahun 2017 itu, hanya menurun sekidit dengan total importasi di tahun 2016 tercatat senilai 1.653.068 dolar AS.
"Bisa jadi, jumlah petani garam di Aceh jauh berkurang. Sementara kebutuhan akan garam, semakin meningkat," tegas Wahyudin.
Harga garam tradisional berangsur turun di Aceh
Kamis, 5 April 2018 21:17 WIB