Rejang Lebong (ANTARA) - Perkembangan harga jual biji kopi asalan yang dihasilkan petani Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini masih stabil dan bertahan di kisaran Rp16.000-17.000 per kilogram.
"Harga biji kopi kualitas asalan saat ini antara Rp16.000 sampai Rp17.000 per kg, harga kopi ini masih stabil walaupun sekarang sudah tidak musim panen lagi," kata Anwar (50), salah seorang petani kopi di Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Curup Utara, Kamis.
Dijelaskan dia, perkembangan harga biji kopi kualitas asalan di daerah tersebut merupakan harga jual ditingkat pengepul di desa mereka, di mana kopi yang dihasilkan petani di desa mereka itu selanjutnya dijual kepada agen kopi atau toke di Kota Curup maupun langsung dikirim ke Palembang atau Lampung.
Jenis kopi yang banyak ditanam oleh petani di Desa Tanjung Beringin kata dia, adalah jenis robusta dengan sistem sambung sehingga sepanjang tahun tetap berbuah, dengan rata-rata produksi per hektare 800 kg hingga 1,2 ton tergantung dengan lebat tidaknya buah kopi yang dihasilkan kebun mereka.
Anwar yang mengelola kebun kopi seluas empat hektare ini mengaku, bisa menghasilkan 3,2 ton hingga 4,8 ton biji kopi, dengan nilai pendapatan lebih dari Rp70 juta.
Sementara itu, Iskandar (35) petani kopi lainnya yang ada di Desa Tanjung Beringin mengatakan, jika saat musim kopi tiba mereka biasanya akan bermalam di pondok dalam kebun agar tanamannya itu tidak dicuri orang.
"Biasanya kalau masuk musim kopi petani disini bermalam di kebun, kalau tidak ditunggui atau jaga sering dicuri orang, apalagi sejak beberapa tahun belakangan buah kopi agak kurang lebat sehingga kalau sampai dicuri orang sangat merugikan," ujarnya.
Sedangkan Kabid Perkebunan Dinas Pertanian dan Perikanan Rejang Lebong, M Yusup menyebutkan harga jual biji kopi asalan di daerah itu masih stabil, di mana harga jual ini juga dipengaruhi oleh mutu biji kopi yang dihasilkan petani.
"Kalau petik merah harga jual lebih tinggi dibandingkan dengan biji kopi kualitas asalan, kalau petik merah bisa mencapai Rp25.000 per kg. Kita selalu mengingatkan petani untuk selalu menjaga kualitas panen dan mendorong mereka memanen buah kopi yang merah saja," terangnya.
Dijelaskan dia, luasan kebun rakyat untuk jenis kopi robusta di wilayah itu pada 2019 mencapai 23.103 hektare dengan produksi 17.795 ton, kemudian kopi arabika seluas 519 hektare dengan produksi 187,7 ton.