Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Peternakan (Disnak) Aceh mencatat ternak sapi dan kerbau di Aceh yang terpapar penyakit mulut dan kaki (PMK) tersisa 11.529 ekor dari total 34.249 ekor.
"Berdasarkan data terakhir, ternak sakit karena PMK tersisa 11.529 ekor, tersebar di beberapa kabupaten/kota se Aceh," kata Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran, di Banda Aceh, Senin.
Zalsufran menyebutkan, sebanyak 34.249 ternak di Aceh diserang wabah PMK sejak penyakit ini muncul, di antaranya 22.486 sembuh (gejala klinis), 201 mati dan 33 dilakukan pemotongan paksa.
"Kita juga terus melakukan berbagai langkah penanganan, salah satunya dengan vaksinasi yang sudah mencapai 2.700 dosis," ujarnya.
Zalsufran merincikan, adapun sebaran wabah PMK tersebut tertinggi di Kabupaten Aceh Tamiang yakni mencapai 8.805 ekor, diantaranya 100 mati, dua potong paksa dan 8.511 sembuh.
Kemudian, ternak sapi dan kerbau dari kabupaten/kota lainnya yang terkena yakni Kota Langsa 2.057 ekor, Aceh Timur 1.232, Bireuen 2.774, Aceh Besar 5.696, Aceh Utara 7.666 ekor.
Selanjutnya, di Kota Lhokseumawe 1.069 ekor, Kabupaten Pidie Jaya 174, Pidie 42, Gayo Lues 140, Aceh Jaya 482, Sabang 32, Aceh Barat Daya 278, Aceh Selatan 504, Nagan Raya 1.545, Aceh Barat 1.628, Aceh Singkil 24, Kota Banda Aceh 78, dan Subulussalam 23 ekor.
"Sementara untuk ternak di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Simeulue sejauh ini belum terpapar wabah PMK," katanya.
Sebelumnya, Zalsufran menegaskan Pemerintah Aceh terus melakukan berbagai upaya untuk pengendalian dan penanganan wabah ini dengan terus berkoordinasi lintas sektor.
Kemudian, untuk ternak yang suspek PMK di daerah, pihaknya telah memberi bantuan obat-obatan dan desinfektan tahapan pertama.
“Kita juga terus melakukan Koordinasi dengan Bupati/Wali Kota dan Forkopimda se Aceh mengkoordinir dan memantau perkembangan harian kasus PMK, dan dilaporkan ke pemerintah pusat,” demikian Zalsufran.