Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh tidak menggelar pawai takbir keliling pada malam hari raya Idul Adha 1443 Hijriah, guna menghindari kerumunan di tengah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh EMK Alidar, Sabtu, malam, mengatakan pemerintah Aceh memang tidak menggelar pawai takbir keliling sejak pandemi mewabah, namun menggantikannya dengan festival takbir.
"Selama pandemi ini tetap mengadakan takbir tapi dalam bentuk festival takbir guna menghindari kerumunan dalam upaya antisipasi COVID-19," kata Alidar di Banda Aceh.
Festival takbir tersebut dibuka langsung oleh Pj Gubernur Aceh Mayjen Purn Achmad Marzuki di komplek Masjid Raya Baiturrahman. Turut hadir Wakil Ketua DPRA Safaruddin, Sekretaris Daerah Aceh Taqwallah dan Pj Walikota Banda Aceh Bakri Siddiq.
Pantauan Antara, masyarakat sekitaran Kota Banda Aceh juga antusias menyaksikan festival takbir tersebut. Beberapa menit sebelum waktu shalat Isya, masyarakat sudah mulai berdatangan, memadati halaman masjid di bawah payung elektrik seperti Masjid Nawabi di Arab Saudi.
Menurut Alidar, sebelum pandemi COVID-19, pemerintah Aceh tidak pernah absen mengadakan pawai takbir keliling di jalan-jalan, yang diikuti oleh ratusan masyarakat.
Namun, sejak terkurung pandemi dalam dua tahun terakhir, pemerintah harus meminimalisir kerumunan untuk menghindari lonjakan penularan COVID-19, sehingga takbir hanya berkumandang di masjid-masjid.
"Kita berdoa agar pandemi ini cepat berakhir sehingga kita bisa melakukan lagi takbir keliling saat malam hari raya," kata Alidar.
Untuk festival takbir Idul Adha tahun ini diikuti oleh enam kelompok yang telah dinyatakan lolos seleksi.
Sebelumnya, pihaknya memilih 16 kelompok yang masing-masing bersaing untuk meraih posisi enam besar dan selanjutnya tampil pada malam lebaran Idul Adha di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Keenam kelompok itu berasal dari Desa Mibo, Desa Lamlagang, Desa Lamreung, Desa Neheun, Desa Peuniti dan Desa Lamgugop.
"Enam kelompok ini sudah melewati babak penyisihan," katanya.