Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Farid Nyak Umar meminta pemerintah setempat untuk mengintensifkan edukasi dan sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat kota.
"Edukasi ini penting dilakukan supaya masyarakat sadar akan pentingnya pencegahan stunting sejak dini," kata Farid Nyak Umar, di Banda Aceh, Selasa.
Farid menyampaikan, dukungan semua lintas sektor dalam rangka menurunkan ini perlu dilakukan mengingat masih banyak masyarakat yang menganggap stunting adalah faktor genetika atau keturunan.
Selain edukasi, kata Farid, pemerintah juga perlu menyadarkan serta memberikan pembekalan kepada remaja, calon pengantin serta ibu hamil, sehingga pencegahan dapat dilakukan sejak awal.
"Pendampingan juga diperlukan mengingat masih sedikitnya masyarakat yang sadar akan pencegahan stunting tersebut," ujarnya.
Farid menuturkan, jika pencegahan tidak dilakukan sejak awal, maka potensi angka stunting bisa menjadi lebih besar. Maka perlu keterlibatan semua pihak mulai dari pemerintah kota hingga gampong (desa).
"Semua stakeholder harus terlibat aktif dalam penanganan penurunan angka stunting di Banda Aceh. Kita juga mendukung penuh mengalokasikan anggaran pada APBK Banda Aceh kedepan," kata Farid Nyak Umar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Lukman menyampaikan bahwa penanganan stunting di Banda Aceh sudah sesuai rencana, dampaknya penurunannya juga sudah mulai terlihat.
Di mana, kata Lukman, angka stunting di Banda Aceh ketika ditemukan sekitar sekitar 600 orang dan sampai tahun 2022 ini sudah menurun menjadi 400 orang.
"Artinya telah memberikan dampak signifikan, tapi masih juga ada kekurangan kita, yaitu belum bisa mengejar angka tinggi anak yang dibawa untuk penimbangan, dan itu masih rendah," demikian Lukman.
Soal kasus stunting di Banda Aceh, begini harapan Ketua DPRK
Selasa, 26 Juli 2022 15:21 WIB