Banda Aceh (ANTARA) - Akademisi Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP USK) memperkenalkan penggunaan bubu berbahan galvanis, yakni alat tangkap ikan laut yang dinilai lebih ramah lingkungan untuk mendukung ekonomi nelayan dan industri perikanan berkelanjutan.
"Bubu ini adalah modifikasi dari bubu sibolga yang banyak digunakan nelayan di Aceh bagian barat-selatan. Bubu ini kita modifikasi menggunakan bahan baku galvanis, yakni kawat yang mengandung baja dan diklaim anti-karat dan korosi," kata Ketua Tim Pengabdi dari FKP USK Adrian Damora di lokasi pelatihan kepada nelayan Gampong (Desa) Lhok Paroy, Kabupaten Aceh Besar, Minggu.
Inovasi itu merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) 2023 yang hasilnya diterapkan oleh nelayan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Baca juga: Tangkapan ikan nelayan di PPI Pusong capai 651 ton pada bulan Juni
Adrian menjelaskan bubu modifikasi tersebut belum memiliki nama, berukuran sekitar 1 x 1,5 meter dengan dinding kawat galvanis yang dibentuk berupa kotak persegi dengan rangka rotan, pemberat kayu, dan ditutupi permukaannya dengan daun pinang.
Tujuan program itu diharapkan agar nelayan Lhok Paroy bisa mengurangi biaya melaut setelah menggunakan alat tangkap yang lebih tahan lama, bubu menjadi alternatif alat tangkap saat musim angin barat karena bisa digunakan tidak terlalu jauh dari pantai dan karang, dan nelayan bisa menangkap ikan secara selektif sehingga populasi ikan karang bisa terjaga.
"Karena selama ini alat tangkap di Aceh besar didominasi alat tangkap yang bisa dikatakan kurang ramah lingkungan karena juga menangkap ikan-ikan kecil yang notabene ikan itu belum dewasa. Secara biologi, ikan-ikan kecil yang terus ditangkap membuat mereka tidak sempat bereproduksi sehingga bisa menurunkan jumlah populasi dan bisa terjadi kepunahan," ujarnya.
Ia mengatakan program tersebut melibatkan delapan orang nelayan, aparatur desa, dan lembaga adat laut Panglima Tepin Lhok Paroy.
Mereka dilatih dan didampingi oleh dosen, mahasiswa, dan mitra LSM, untuk membuat bubu dari bahan galvanis yang nantinya akan dihibahkan kepada peserta tersebut. Dalam dua hari pelatihan ada tujuh bubu yang berhasil dibuat dan sudah diujicobakan di laut sejak tiga hari lalu.
Baca juga: Penjabat Gubernur Aceh lepas ekspor tuna perdana ke Arab Saudi
FKP USK perkenalkan Bubu ramah lingkungan ke nelayan Lhok Paroy Aceh Besar
Minggu, 30 Juli 2023 18:33 WIB