Banda Aceh (ANTARA) - Direktur Event Daerah Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Reza Fahlevi mengajak kabupaten/kota di Provinsi Aceh untuk memiliki event budaya unggulan yang digelar secara berkelanjutan setiap tahunnya untuk diusulkan menjadi Kharisma Event Nusantara (KEN).
“Setiap kabupaten/kota dapat mengusulkan event budaya unggulan daerah agar bisa masuk dalam KEN dengan catatan kegiatan yang digelar tersebut telah berlangsung selama tiga tahun dan pelaksanaannya berkelanjutan,” kata Reza Fahlevi di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela membuka Pameran koleksi filologika di Gedung Pameran Temporer, Kompleks Museum Aceh, Banda Aceh. Dalam pameran tersebut 75 koleksi filologika milik 17 museum se-Sumatera ditampilkan dengan panorama yang menawan.
Baca juga: Kemenparekraf: Pameran filologika untuk lestarikan budaya dan ilmu pengetahuan
Ia menjelaskan event-event budaya daerah yang masuk ke Kemenparekraf akan di seleksi dan dikurasi oleh oleh tim independen dan para ahli berkompeten kemudian dipilih yang terbaik.
“Artinya, KEN yang diluncurkan setiap tahunnya merupakan event budaya yang ada di setiap daerah yang telah melalui tahap penilaian dan ditetapkan sebagai salah satu event budaya nasional yang penyelenggaraan tetap di daerah,” katanya.
Ia menyebutkan setiap tahunnya Kemenparekraf meluncurkan sebanyak 110 KEN yang berasal dari seluruh provinsi yang ada di Tanah Air dan khusus untuk Aceh pada tahun 2023 ada tiga event yakni Aceh Culinary Festival (ACF), Aceh Ramadhan Festival (Ramfest) dan Sabang Marine Festival.
Menurut dia untuk masuk dalam KEN tersebut tidak hanya kegiatan yang diselenggarakan pemerintah daerah, tapi juga dapat dilaksanakan oleh pihak komunitas dengan catatan kegiatan tersebut merupakan unggulan dan digelar secara berkelanjutan.
Ia juga berharap agar setiap kabupaten/kota di Aceh dapat memiliki kalender event yang dilaksanakan setiap tahunnya, karena apabila kegiatan tersebut dikelola dengan baik akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat.
Ia menyadari belum banyaknya event budaya yang digelar secara tetap oleh daerah menyusul terbatasnya anggaran yang tersedia sehingga banyak kegiatan yang digelar di tingkat provinsi.
Reza yang juga Pj Wali Kota Sabang tersebut mengajak seluruh kabupaten/kota di Aceh untuk menghadirkan satu atau dua event budaya secara berkelanjutan setiap tahunnya guna memberikan dampak ekonomi.
“Kegiatan budaya yang digelar di setiap kabupaten/kota itu tidak perlu banyak, sedikit tapi berlanjut dan konsisten. Jika ini dikelola dan dipersiapkan dengan baik pasti akan mendatangkan dampak ekonomi kepada masyarakat dan daerah,” katanya.
Baca juga: Museum Aceh gelar kompetisi sejarah, begini penjelasannya