Hingga saat ini, kata Mulyadi, banjir di tujuh kecamatan di Aceh Utara itu sudah sepenuhnya surut. Warga yang sempat mengungsi ke mushala gampong atau desa juga sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan material pasir yang dibawa banjir.
“Masyarakat yang mengungsi juga tidak ada lagi. Untuk kondisi cuaca di Aceh Utara sejak pagi tadi cerah, semoga tidak ada hujan lebat lagi,” kata Mulyadi.
Kendati demikian, BPBD Aceh Utara mengimbau masyarakat untuk terus mewaspadai terhadap potensi banjir yang dipicu hujan. Apalagi BMKG memprakirakan Aceh pada Oktober ini sudah memasuki musim penghujan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut banjir dengan ketinggian air antara 20-120 centimeter di Aceh Utara terjadi karena meluapnya Sungai Krueng Sawang, Krueng Pasee, Krueng Pirak, Krueng Kereuto dan Krueng Peto.
Kepala Pelaksana BPBA Ilyas mengatakan luapan debit air sungai tersebut dipicu curah hujan tinggi di Aceh Utara dan wilayah dataran tinggi Kabupaten Bener Meriah selama sepekan terakhir.
Akibatnya, korban terdampak dalam peristiwa ini berjumlah 6.644 jiwa dalam 2.525 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 28 gampong atau desa di Kecamatan Matangkuli. Kemudian di Kecamatan Pirak Timur berjumlah 4.437 jiwa dalam 1.099 KK tersebar di 11 gampong.
Selanjutnya, di Kecamatan Tanah Luas sebanyak 3.184 jiwa dalam 984 KK yang tersebar di 11 gampong, dan Kecamatan Samudera berjumlah 1.726 jiwa dalam 447 KK tersebar di delapan gampong, sehingga secara total korban terdampak berjumlah 15.991 jiwa dalam 5.055 KK.
“Jumlah pengungsi sebanyak 3.197 jiwa dalam 957 KK yang berada di 11 titik pengungsian. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata Ilyas.
Baca juga: Tiga kecamatan di Aceh Utara masih terendam banjir