Jakarta (ANTARA) - Sektor perbankan masih mendominasi dalam hal jumlah pengaduan yang dilakukan oleh warga ke Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK) selama tahun 2023. Pada tahun tersebut secara keseluruhan ada 2.501 pengaduan atau tumbuh 39 persen secara year on year (yoy).
Telah terjadi tren peningkatan pengaduan yang diterima sejak LAPS SJK berdiri pada 2021, yakni mulai dari 1.348 pengaduan (2021) dan 1.801 (2022).
“Secara total, LAPS SJK telah menerima dan menangani 5.650 pengaduan sejak 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2023,” kata Manager Hubungan Kelembagaan LPS SJK Raymas Putro dalam keterangan resmi, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Dirjen PPI Kominfo: Jaga OTP agar tidak kena penipuan online
Dari keseluruhan jumlah pengaduan pada tahun 2023, sektor perbankan menerima 1.170 pengaduan, financial technology peer-to peer lending (Fintech P2P) 577 pengaduan, sektor pembiayaan 443 pengaduan, sektor perasuransian 260 pengaduan, pasar modal 23 pengaduan, dana pensiun 13 pengaduan, lembaga keuangan khusus 10 pengaduan, pegadaian 1 pengaduan, dan penjaminan 4 pengaduan.
Melihat dari jenis produk yang diadukan, fintech-pinjaman online multiguna (Penerima Dana) menerima 370 pengaduan, kartu kredit 370 pengaduan, kredit pemilikan rumah (KPR) 360 pengaduan, produk tabungan 142 pengaduan, pembiayaan multiguna-pembayaran angsuran 142 pengaduan, lalu produk pembiayaan lainnya 189 pengaduan.