Meulaboh (ANTARA) - Kalangan mahasiswa di Aceh Barat mendesak kepada pemerintah agar segera menghapus sistem kerja outsourching dan sistem kerja yang tak memihak kepada masa depan para buruh dan tenaga kerja yang ada di Indonesia.
Hal ini disampaikan saat Peringatan Hari Buruh (May Day) yang dipusatkan di depan Kantor DPRK Aceh Barat di Meulaboh, Rabu (1/5) siang.
Dalam aksinya, mahasiswa juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan penindasan terhadap para buruh.
Mereka juga melakukan aksi pembakaran ban bekas sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Dalam orasi yang disampaikan secara bergantian, mahasiswa juga mendesak pemerintah agar memberlakukan jaminan sosial kepada masyarakat dan bukannya asuransi sosial seperti yang selama ini berlaku.
"Kami minta pemerintah agar peka dan peduli terhadap nasib dan hak para buruh maupun pekerja," kata Ian, seorang orator dalam orasinya.
Mereka juga pemerintah daerah agar ikut peduli dengan nasib buruh di daerah, dengan meningkatkan pengawasan dari masing-masing Dinas Tenaga Kerja agar lebih membela hak dan kepentingan buruh.
Meski berada dalam terik panas matahari, mahasiswa tanpa henti melakukan orasi dan menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa saat perjuangan menuntut era reformasi di Indonesia.
Aksi ini juga mendapatkan pengawalan ketat dari petugas kepolisian Satuan Lalulintas Polres Aceh Barat.
Peringati May Day, mahasiswa minta pemerintah hapus sistem kerja outsourching
Rabu, 1 Mei 2019 13:17 WIB