Meulaboh (ANTARA) - Luapan aliran Sungai (Krueng) Meureubo merendam sekitar 20 hektare lahan sawah milik petani di Desa Pasi Pinang dan Meureubo, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Rabu akibat guyuran hujan lebat.
Akibat luapan itu sebagian besar padi yang sebelumnya sudah dipanen warga dan dijemur di dalam areal persawahan hanyut terbawa arus, sehingga warga berinisiatif mengambil tanaman hasil panen tersebut ke aliran sungai menggunakan perahu tradisional.
"Kami terpaksa mendayung sampan untuk mengambil pohon padi yang sudah dipanen karena hanyut terbawa air," kata M Zein, seorang petani setempat.
Jika tidak diambil, petani mengaku akan rugi besar karena sebagian besar padi yang hanyut tersebut merupakan hasil panen perdana dan belum sempat dinikmati oleh mereka, dan belum sempat dijual.
M Zen mengaku luas lahan sawah siap panen yang terendam air sungai di dua desa tersebut mencapai 20 hektare, sehingga berdampak terhadap hasil panen mereka.
Agar persoalan ini tidak terulang, mereka berharap pemerintah daerah melalui instansi terkait segera mengambil tindakan dan mencari solusi sehingga ke depan petani tidak lagi rugi karena musibah ini.
Hal senada juga disampaikan Akhyarul Iktisar, warga Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat.
Ia berharap pemerintah dapat membantu petani di daerah ini dengan memberikan bantuan mesin bajak sawah dan mesin perontok padi, sehingga diharapkan produksi padi milik petani di daerah tersebut ke depan akan semakin meningkat.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, Dr Mukhtaruddin diwakili Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Mashuri di Meulaboh mengakui dampak meluapnya aliran Sungai Meureubo di kawasan tersebut, menyebabkan sebagian besar hasil panen padi hanyut terbawa arus sungai.
"Kami masih melakukan pendataan terhadap jumlah lahan sawah yang terdampak," kata Mashuri singkat.
Luapan sungai Meureubo rendam 20 hektare sawah di Aceh Barat
Rabu, 21 Agustus 2019 20:37 WIB