Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) menawarkan project pembangunan Pusat Kebudayaan Islam (Islamic and Cultural Center) kepada Pemerintah Uni Emirates Arab (UEA) dalam upaya melestarikan sejarah Islam.
“Rencana pembangunan pusat kebudayaan Islam ini telah kami tawarkan saat menerima kunjungan delegasi Mohamed Bin Zayed (MBZ) University for Humanities ke USK,” kata Rektor USK Prof Marwan di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Pihaknya telah menawarkan project pembangunan tersebut kepada (MBZ) University for Humanities, karena investasi itu memiliki manfaat yang luas dalam melestarikan sejarah islam bagi generasi mendatang.
Baca juga: USK kukuhkan lima guru besar
Ia menjelaskan dalam rencana tersebut juga akan dibangun museum yang memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki relevansi sejarah dan ilmiah bagi dunia islam.
Rektor mengatakan saat ini USK sedang berupaya melakukan beberapa project pembangunan seperti revitalisasi Pusat Riset Gempa dan Tsunami (TRMRC), pusat pengembangan bisnis, hotel, science tecnoprak serta Islamic and cultural center.
“Pembangunan yang sedang dilaksanakan tersebut pada prinsipnya adalah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan serta mendorong terwujudnya Suistainable Development Goals (SDGs).
Misalnya terkait pembangunan Islamic and cultural center ini, Rektor mengatakan pembangunan tersebut bertujuan untuk melestarikan sejarah islam. Termasuk rencananya akan dibangun museum yang memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki relevansi sejarah dan ilmiah bagi dunia islam.
“Untuk itu kita coba tawarkan project pembangunan ini kepada (MBZ) University for Humanities. Karena investasi ini memiliki manfaat yang luas dalam melestarikan sejarah islam bagi generasi mendatang,” ucap Rektor.
Chancellor MBZ University for Humanities Dr Khalifa Mubarak Aldhaheri menyambut baik seluruh rencana pengembangan USK tersebut dan pihaknya akan mempelajari lebih lanjut project yang ditawarkan USK tersebut sebelum melakukan investasi.
Selain itu, dirinya juga mengatakan kesiapannya untuk membuka peluang kerja sama lainnya dengan USK seperti pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, serta program pengembangan akademik lainnya.
“Kami sangat mengapresiasi semua rencana program pembangunan USK ini. Kehadiran kami ini, selain menjalin komunikasi juga bertujuan melihat sejauh mana kesiapan USK,” katanya.
Baca juga: Rektor USK harap mukim di Aceh lestarikan hutan adat yang telah diakui negara